Perencanaan Sel Pada Sistem Seluler
Perencanaan Sel Pada Sistem Seluler
Dalam sistem
telepon bergerak tingkat lanjut, suatu wilayah geografis dibagi menjadi
sel-sel, jangkauannya antara 10 sampai 20 Km. Setiap sel menggunakan frekuensi
– frekuensi tertentu. Sistem telepon bergerak tingkat lanjut mempunyai
kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sistem – sistem sebelumnya
karena sistem telepon bergerak tingkat lanjut memakai sel – sel yang berdekatan
(tapi tidak berdampingan).
Bentuk Sel Terbaik
Dalam sistem radio
seluler terdapat empat bentuk sel yaitu lingkaran, segitiga sama sisi, bujur
sangkar dan segi enam beraturan (heksagonal). Bentuk sel yang paling cocok
untuk sistem radio seluler adalah berbentuk heksagonal karena dengan radius sel
yang sedikit untuk mencakup wilayah pelayanan dibandingkan dengan bentuk sel
segitiga atau bujur sangkar. Bentuk sel yang sesungguhnya tidak beraturan dan
bergantung pada kontur permukaan dareh seperti terlihat pada gambar 2.4.

Gambar
2.4. Kondisi sel heksagonal dan bentuk cakupannya
Beberapa faktor
yang paling mempengaruhi ukuran sel didalam suatu daerah layanan yaitu :
kepadatan trafik telepon, kekuatan pemancar, sensitivitas penerima dari BTS
maupun dari MS, tinggi antena (BTS maupun MS) dan keadaan topografinya.
Bentuk sel
heksagonal sering digunakan dalam perencanaan karena dapat mempermudah dalam
menganalisa. Luas daerah yang diliputi oleh sebuah sel heksagonal adalah
sebesar :

dimana :


Dengan mengetahui luas
daerah yang diliputi oleh tiap sel
, maka kita dapat mengetahui luas daerah cakupan pelayanannya
(L), yaitu :


dimana :


Bentuk sel yang
terbaik adalah yang mempunyai luas cakupan yang besar dan luas overlap yang kecil. Dari ketiga bentuk
sel didapat data seperti berikut :
Pemakaian Ulang Frekuensi (Frequency Reuse)
BTS yang terletak
pada jarak tertentu yang memenuhi Signal to Interference ratio (S/I) tertentu,
dapat menggunakan frekuensi pembawa (carrier
Frequency) yang sama. Frequency reuse
ini memungkinkan satu kanal frekunsi dapat digunakan untuk beberapa percakapan
secara bersama-sama pada sel yang berbeda.
Ini menyebabkan
MSC dapat melayani secara serentak untuk hubungan telepon lebih banyak dari
jumlah seluruh kanal radio yang tersedia, semakin banyak sel maka semakin
banyak pula jumlah yang dapat dilayani oleh MSC.
Masalah Interferensi
Interferensi atau
gangguan sinyal adalah kondisi dimana sinyal RF terganggu dengan sinyal lain
yang frekuensinya sama atau berdekatan, macam – macam gangguan sinyal yaitu :
1.
Interferensi Kanal Sama (Co-Channel Interference)
Penggunaan ulang frekuensi dapat mengakibatkan adanya
interferensi, dimana kanal frekuensi yang digunakan dalam satu sel pada grup
sel, digunakan kembali pada grup sel lain. Salah satu cara yang digunakan untuk
mengatasi interferensi kanal sama adalah dengan memperhatikan faktor
pengulangan kanal sama. Faktor ini ditentukan pada kondisi buruk. Asumsi bahwa
semua sel sama besar dan kondisi propagasi di seluruh wilayah seragan
diperlukan untuk menentukan faktor pengulangan yang dibutuhkan.
2.
Interferensi Kanal Bersebelahan (Adjacent Channel Interference)
Jika sinyal
dari kanal satu lebih kuat dari sinyal kanal yang lain maka akan mengakibatkan interferensi pada
kanal frekuensi disebelahnya. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan filter
yang tajam untuk meredam sinyal dengan frekuensi seperti yang digunakan pada
kanal sebelahnya. Cara lain yang sering digunakan adalah dengan mengatur
penempatan kanal frekuensi pada masing-masing sel, dengan menempatkan kanal
frekuensi yang bersebelahan pada sel yang berbeda.
3.
Interferensi Pembawa Asing (Foreign Carrier Interference)
Interferensi
yang terjadi akibat sinyal RF radio lain diluar sistem masuk kedalam suatu
luasan sel sistem seluler (istilah ini biasa disebut dengan splatter). Untuk mengatasi digunakan
kanal frekuensi, redaman sinyal yang berbeda pada masing-masing sel dan dapat dilakukan
penambahan daya pancar pada BS sehingga sinyal RF radio lain tidak masuk
kedalam Jenis Antena Untuk Base Station
Ada tiga
konfigurasi antena yang digunakan dalam Base Station yaitu :
1.
Konfigurasi Omni Transmit / Omni Receive (O/O)
Konfigurasi
ini merupakan konfigurasi yang paling dasar. Konfigurasi ini digunakan dalam
area jangkauan radio frekuensi dengan densitas pelanggan yang rendah, daerah
rural, satu sel pusat atau sel-sel dalam market kecil. Konfigurasi ini
menggunakan dua antena penerima 360° dan satu antena pengirim.
2.
Konfigurasi Omni Transmit / Sector Receive (O/S)
Konfigurasi
ini digunakan pada daerah dengan densitas pelanggan yang besar, menggunakan
enam antena penerima directional 60° atau 120°. Pengiriman sinyal dilakukan
oleh satu antena omni directional yang
mencakup area 360°. Dengan konfigurasi omni/sektor 60°,area sel dibagi dalam
enam bagian yang sama. Masing-masing antena penerima bertanggung jawab pada
sektornya. Konfigurasi 120° membagi sel menjadi tiga bagian. Masing-masing
sektor berisi dua antena penerima.
3.
Konfigurasi Sector Transmit / Sector Receive (S/S)
Konfigurasi
ini digunakan untuk area dengan kepadatan besar dan membutuhkan kanal lebih
besar dalam satu area jangkauannya. Menggunakan konfigurasi 60° dan 120°.
Walaupun lokasi ideal bagi cell site adalah ditengah-tengah sel, tetapi
untuk kondisi tertentu ini bukanlah hal yang mutlak (misalnya ada halangan
bukit, gedung dan sebaginya).
Pengalokasian Frekuensi
Frekuensi yang digunakan untuk GSM adalah :
1. Up
link : yaitu mobile transmit ke base receive
890-915 MHz Primary band (P-GSM 900)
2. Down
link : yaitu base
transmit ke mobile receive
935-960 MHz Primary band (P-GSM 900)
Band frekuensi 25
MHz dibagi menjadi 124 kanal radio. Masing-masing kanal punya interval 200 KHz
untuk up link maupun down link yang saling berpasangan dan
200 KHz untuk guard band.
halaman selanjutnya