Teori-teori Belajar
Teori-teori Belajar
Sebelum abad ke-duapuluh, telah berkembang beberapa teori belajar yaitu: teori disiplin mental, teori pengembangan alami atau teori aktualisasi diri, dan teori appersepsi. Hingga sekarang teori-teori tersebut masih dirasakan pengaruhnya di sekolah-sekolah. Ketiga teori belajar tersebut memiliki ciri yang sama, yaitu teori-teori itu dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen-eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa dasar orientasinya lebih bersifat filosofik dan spekulatif.
Teori disiplin mental menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa
didisiplinkan atau dilatih. Siswa-siswa dilatih untuk menghafalkan daftar
kata-kata dan setiap hari diberi tes. Siswa yang belum pandai harus kembali
sesudah jam sekolah untuk dilatih lagi. Berbeda dengan teori disiplin mental,
teori perkembangan alami menganggap bahwa anak berkembang secara alamiah,
sehingga guru-guru yang menganut teori ini mula-mula menunggu hingga
siawa-siswanya menyatakan keinginannya untuk belajar sesuatu. Teori yang
ke-tiga adalah teori appersepsi. Menurut teori ini belajar merupakan suatu
proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan lama yang
sudah membentuk fikiran.
Teori-teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-duapuluh ini
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu teori belajar behavioristik, teori
belajar kognitif, dan teori belajar humanistik.
Ahli-ahli yang banyak mencurahkan perhatiannya pada teori-teori belajar
perilaku ialah Ivan Pavlov, Thorndike, John B. Waston, E.R. Guthrie dan Skiner.
Teori belajar lain yang banyak dianut oleh guru adalah teori Gestalt Field.
Menurut para ahli psikologi Gestalt, manusia itu bukanlah hanya sekedar makhluk
reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang
mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang merupakan kebulatan
jasmani-rohani.
Belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya sekedar proses asosiasi
antara stimulus-respon yang semakin lama semakin kuat karena adanya latihan-latihan
atau ulangan-ulangan. Belajar terjadi jika ada pengertian (insight). Insight
ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu
masalah, tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat adanya hubungan antara
unsur-unsur yang satu dengan yang lain kemudian dipahami sangkut pautnya dan
dimengerti maknanya. Belajar adalah suatu proses rentetan penemuan dengan
bantuan pengalaman-pengalaman yang sudah ada. Manusia belajar memahami dunia
sekitarnya dengan jalan mengatur, menyusun kembali pengalaman-pengalamannya
yang banyak dan berserakan menjadi suatu struktur dan kebudayaan yang berarti
dan dipahami olehnya.