Istilah Al-Ta'dib



Menurut Al-Attas istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah al-ta'dib konsep ini didasarrkan pada hadist nabi
اَ دَّ بَنِي رَ بِّي فَاَ حْسِنِي تَأْ دِ بِيْ (حديث قدسي)  
Artinya: Tuhan telah mendidikku maka ia sempurnakan pendidikanku (HR Asykari dari Ali ra).

Kata addaba dalam hadist diatas dimaknai Al-Attas sebagai "mendidik". Selanjutnya ia mengemukakan, bahwa hadist tersebut bisa dimaknai kepada "Tuhanku telah membuatku mengenali dan mengakui dengan adab yang dilakukan secra berangsur-angsur ditanamkan-Nya kedalam diriku, tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam penciptaan, sehingga hal itu membimbingku kearah pengenalan dan pengakuan tempat-Nya yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian, serta sebagai akibatnya ia telah membuat pendidikanku yang paling baik" (Nizar.2002:30)
Dalam pembahasan selanjutnya dijumpai perbedaan pendapat dikalangan para ahli dalam penggunaan kata tersebut dalam hubungannya dengan pendidikan. Abdurrahman Al Nahlawi misalnya, lebih cenderung menggunakan kata Tarbiyah untuk kata pendidikan. Kata tarbiyah berasal dari tiga kata yaitu, rabbayarbu, rabiya dan yarba yang kesemuanya memiliki arti pendidikan sebagai upaya pemeliharaan, pemberian bekal yang dimilikinya, memperluas wawasan seseorang  dan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas (  Nahlawi, II/ 1994 : 29 ).
Berdasarkan batasan tersebut, maka al-ta'dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kedalam diri manusia tetang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.
Lebih lanjut ia ungkapkan bahwa, penggunaan istilah al-tarbiyah terlalu luas untuk mengungkap hakikat dan operasionalisasi pendidikan Islam. sebab kata al-tarbiyah yang memiliki arti pengasuhan, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya digunakan untuk manusia, akan tetapi juga digunakan untuk melatih dan memelihara binatang atau makhluk Allah lainnya. Oleh karenanya, penggunaan istilah al-tarbiyah tidak memiliki akar yang kuat dalam hasanah bahasa arab. Timbulnya istilah ini dalam dunia Islam merupakan terjemahan dari bahasa latin "education" atau bahasa inggris "education". Kedua kata tersebut dalam batasan pendidikan barat lebih banyak menekankan pada aspek fisik dan material. Sementara pendidikan islam penekanannya tidak hanya aspek tersebut, akan tetapi juga pada aspek psikis dan immaterial. Dengan demikian, istilah al-ta'dib merupakan term yang paling tepat dalam hasanah bahasa arab karena mengandung arti ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran, dan pengasuhan yang baik sehingga makna al-tarbiyah dan al-ta'lim sudah tercakup dalam term al-ta'dib (Nizar.2002:31).
Kata Ta’lim oleh para penterjemah sering diartikan  dengan pengajaran. Dalam hubungan ini  Jusuf A Faisal pakar dalam bidang pendidikan mengatakan bahwa pengertian pendidikan Islam dari sudut etimologi sering  digunakan istilah Ta’lim dan Tarbiyah yang berasal dari kata ‘Alama dan Rabba yang di pergunakan di dalam Al-Qur’an, sekalipun kata Tarbiyah lebih luas konotasinya, yaitu mengandung arti memelihara, membesarkan, dan menididik sekaligus mengandung makna mengajar              ( Faisal dan Makalah,1994:9)
Selanjutnya bagaimanakah penjelasan yang diberikan Al-Qur’an terhadap ketiga istilah tersebut ? Untuk Muhammad Fuad Abdul Baqi dalam bukunya Mu’jam Al – Mufahras Li Al – Fadz Qur’an Al - Karim telah menginformasikan bahwa di dalam Al - Quran kata Tarbiyah dengan berbagai kata yang serumpun dengannya di ulang sebanyak lebih dari 872 kali (   Baqi, 1987 : 285 – 299 ). Oleh Al-Raqib Al- Asfahany pada mulanya berarti Al-Tarbiyah yaitu Insa’al Sya’i Halan Fa Halun Ila Had Al – Atmam yang artinya mengembangkan  atau menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap sampai pada batas yang sempurna.( Asfahany,:1998. dan Nata,1997:6). Kata tersebut selanjutnya di gunakan oleh Al-Qur'an dalam berbagai hal antara lain digunakan untuk menerangkan salah satu sifat atau perbuatan Tuhan, yaitu Rabb al alamin yang diartikan pemelihara, pendidik, penjaga, penguasa sekalian alam ( Qs.Al – Fatihah, 1:2, al-Baqarah,2:131, al-Maidah, 5:28, al-an’am, 6:45, 71,  162 dan 164, al-A’raf, 7:54). Selain kata Rabb digunakan untuk arti sebagaimana disebutkan di atas, digunakan pula untuk arti yang obyeknya lebih terperinci lagi, yakni bahwa yang dipelihara, dididik, itu ada yang berupa Al-Arsyi Al-Azhim, yakni arsy yang demikian besar ( Qs. Al-Taubah,9 : 129 )
Beberapa ayat tersebut di atas menunjukkan dengan jelas, bahwa kata rabb sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an ternyata di gunakan untuk menunjukkan pada obyek yang bermacam-macam, yang dalam hal ini  meliputi benda-benda yang bersifat fisik maupun non fisik. Dengan demikian, pendidikan meliputi pemeliharaan terhadap seluruh makhluk Tuhan. Adapun kata yang kedua yang dalam hal ini ‘Allama sebagaimana dijelaskan oleh Ragib al-asfahany, di gunakan secara khusus untuk menunjukkan sesuatu yang dapat diulang dan diperbanyak sehingga menghasilkan bekas atau pengaruh pada diri seseorang. Dan ada pula yang mengatakan bahwa kata tersebut digunakan untuk mengingatkan jiwa agar memperoleh gambaran mengenai arti sesuatu, dan terkadang kata tersebut dapat di artikan dengan pemberitahuan (Asfahany:356 )
            Terlepas dari perdebatan makna dari ketiga term di atas, secara terminology, para ahli pendidikan Islam mencoba memformulasi pengertian pendidikan Islam diantara batasan yang sangat variatif tersebut adalah:
1.             Al-Syaibany: mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyrakat.
2.             Muhammad Fadil Al-Jamali: mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya (Nizar.2002:32).
Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu system yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkkan kehidupannya sesuai dengan idiologi Islam. melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.
            Berbeda dengan pendapat diatas, Abdul Fatah Jalal, bahwa istilah yang lebih komprehensif untuk mewakili istilah pendidikan adalah kata Ta’lim, menurutnya istilah yang terakhir ini lebih universal di banding dengan proses Tarbiyah. Untuk ini Jalal mengajukan alasan bahwa kata Ta’lim berhubungan dengan pemberian pengetahuan. Pengetahuan ini dalam Islam dinilai sebagai sesuatu yang memiliki kedudukan yang tinggi. Hal ini di dasarkan pada peristiwa pengajaran Adam oleh Tuhan ( Qs. Al-Baqorah, 2 : 31 ).
            Ahmad D Marimba, misalnya mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusan ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu :
1.      Usaha yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar
2.      Ada Pendidik pembimbing atau penolong
3.      Ada peserta didik
4.      Adanya dasar atau tujuan dalam bimbingan tersebut
5.      Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan (Marimba,1962: 69 ).

Popular posts from this blog

Kode Singkatan Komponen Listrik Dan Elektronik

Cara Mengatasi E31 Canon MP258

Cara Mengukur Trimpot