Nilai Impor Bali Meningkat 50,21 Persen
Bali mengimpor komponen alat produksi senilai 17,95 juta dolar AS selama
Mei 2013, meningkat 50,21 persen dibanding bulan yang sama tahun
sebelumnya 11,96 juta dolar.
Data BPS Bali yang dikutip Kamis, mencatat jika dibandingkan April 2013, impor tersebut menurun sebesar 15,12 persen yang tercatat mencapai 21,16 juta dolar AS. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Gede Suarsa mengatakan impor komponen alat produksi itu 54,05 persen di antaranya didatangkan dari China, menyusul Swis 19,10 persen, Amerika Serikat 7,78 persen, Thailand 6,58 persen dan Singapura 4,64 persen.
Alat produksi yang didatangkan dari luar negeri itu antara lain berupa produk mesin-mesin (mekanik) 51,14 persen, produk mesin/peralatan listrik 18,68 persen serta produk besi dan baja 16,55 persen.
Selain itu juga produk benda dari besi dan baja 3,17 persen serta produk perangkat optik 1,65 persen. Nilai impor Bali yang tercatat 17,95 juta dolar AS itu nilainya jauh lebih kecil dibanding perolehan ekspor daerah ini pada bulan yang sama mencapai 50,60 juta dolar AS.
Mata dagangan yang didatangkan dari luar negeri berupa alat-alat produksi itu akan mampu meningkatkan prolehan devisa pada bulan-bulan berikutnya, karena mata dagangan itu setelah diolah atau mempermudah proses produksi akan manghasilkan devisa yang lebih tinggi.
Impor alat produksi itu dinilai jauh lebih baik dibandingkan mengimpor bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
"Oleh sebab itu impor yang dilakukan Bali berupa alat produksi akan memberikan dampak positif dalam memacu ekspor pada bulan berikutnya," ujar Gede Suarsa.
Data BPS Bali yang dikutip Kamis, mencatat jika dibandingkan April 2013, impor tersebut menurun sebesar 15,12 persen yang tercatat mencapai 21,16 juta dolar AS. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Gede Suarsa mengatakan impor komponen alat produksi itu 54,05 persen di antaranya didatangkan dari China, menyusul Swis 19,10 persen, Amerika Serikat 7,78 persen, Thailand 6,58 persen dan Singapura 4,64 persen.
Alat produksi yang didatangkan dari luar negeri itu antara lain berupa produk mesin-mesin (mekanik) 51,14 persen, produk mesin/peralatan listrik 18,68 persen serta produk besi dan baja 16,55 persen.
Selain itu juga produk benda dari besi dan baja 3,17 persen serta produk perangkat optik 1,65 persen. Nilai impor Bali yang tercatat 17,95 juta dolar AS itu nilainya jauh lebih kecil dibanding perolehan ekspor daerah ini pada bulan yang sama mencapai 50,60 juta dolar AS.
Mata dagangan yang didatangkan dari luar negeri berupa alat-alat produksi itu akan mampu meningkatkan prolehan devisa pada bulan-bulan berikutnya, karena mata dagangan itu setelah diolah atau mempermudah proses produksi akan manghasilkan devisa yang lebih tinggi.
Impor alat produksi itu dinilai jauh lebih baik dibandingkan mengimpor bahan makanan atau minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
"Oleh sebab itu impor yang dilakukan Bali berupa alat produksi akan memberikan dampak positif dalam memacu ekspor pada bulan berikutnya," ujar Gede Suarsa.