Tentang Gamelan
Gamelan
Suara atau bunyi dari masing-masing
gamelan mempunyai maksud sendiri-sendiri, kemudian dikombinasikan
keseluruhannya yang pada akhirnya mempunyai artian tertentu yang dapat
digambarkan dengan kalimat tersusun sebagaimana keterangan dibawah ini :
·
“Nong-ning”,
nong kenong, maksudnya nong kene nong kono (disana disini)
·
“Pung-pung”
maksudnya mumpung (mumpung masih ada waktu), yang kemudian dilanjutkan dengan
suara “pul” maksudnya kumpul (berjamaah)
·
“Ndang-ndang”
maksudnya cepet-cepet (cepat-cepat)
·
“Tak-ditak”
yang kemudian disusul suara “ Ding-Thong”, maksudnya “dikon” (karena ada
perintah
·
“Ghur”
maksudnya njegur (lekaslah masuk)
Kemudian terjemahan bebas dari
suara-suara gamelan diatas adalah sebagai
berikut : dimana saja kamu berada marilah kita berkumpul, mumpung ada
waktu dan jika ada perintah segeralah untuk dikerjakan, dan ayo semua saja
masuk Islam.
Sedangkan laras gamelan ada dua
macam, yaitu : Slendro dan Pelok, slendro dari kata syailendra, nama dinasti
mataram Hindu, tangga nada laras tersebut ada 4.
Dalam perkembangannya tangga nada laras ini menjadi lima, seperti sekarang
ini. Adapun notasi slendro tersebut adalah 1-2-3-5-6.
kalau kita jumlahkan angka-angka tersebut berjumlah 17. bukankah dalam Islam sendiri angka 17
dianggap angka keramat ? misalnya : jumlah raka’at shalat dalam sehari
semalam ada 17, kemudian 17 ramadhan adalah nuzulul Qur’an, dan
lain sebagainya. Sedang pelog dari kata “Falah”, dapat
diartikan kebahagiaan sejati , universal seluruh jagad, maksudnya islam adalah
agama Rahmatan lil ‘alamiin.