Pengertian Akidah
Bidang-bidang
Ajaran Islam
* Akidah
Yang dimaksud dengan Akidah dalam
bahasa Arab menurut etimologis adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikian
karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau ketergantungan segala sesuatu.
Dalam pengertian teknis artinya adalah iman atau keyakinan akidah islamsering
ditautkan dengan rukun iman yang menjadi azas seluruh ajaran islam. Keyakinan
atau kepercayaan terhadap ke Esaan Allah disebut Tauhid, sedangkan tauhid itu
sendiri sebagai inti dari rukun iman yang semuanya itu akan kembali pada Allah
sebagai prima causa dari seluruh alam.
1. Iman kepada Allah SWT.
Iman kepada Allah adalah percaya dan
meyakini bahwa Allah itu satu secara mutlak dalam segala bentuk yang menyangkut
dzat Allah.
Yang dimaksud Esa wujud-Nya ialah bahwa tidak ada Tuhan
lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah, Esa sifatnya berarti bahwa
tidak ada dzat lain yang memiliki satu atau lebih sifat-sifat keTuhanan yang sempurna,
Esa ciptaan/perbuatannya berarti bahwa tidak ada mahluk yang sangup menciptakan
seperti apa yang dilakukan oleh Allah SWT. Dalam Al-Qur’an keesaan Allah
disimpulkan sebagai Berikut “katakanlah (hai Muhammad) Dialah Allah Yang Maha
Esa, Allah itu dzat yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak
beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak seorangpun yang menyerupai Dia (S.
Al-Ikhlas 1-4).
Ajaran tentang keesaan tuhan ini
disebut tauhid. Tauhid adalah inti dari ajaran Islam yang disampaikan kepad manusia melalui para
utusan-Nya.
2. Iman Kepada Malaikat
Malaikat adalah mahluk Gaib, tidak
dapat di tangkap oleh panca indra manusia. Akan tetapi dengan izin Allah,
malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti manusia, seperti malaikat jibril.
Mereka diciptakan Tuhan dari cahaya dengan sifat tunduk dan patuh kepada Allah
SWT. Para malaikat mempunyai tugas untuk menyampaikan wahyu Allah kepada
manusia melalui para rasul-Nya memberikan pertolongan, dan mencatat perbuatan
manusia.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa
tugas-tugas malaikat itu berhubungan dengan penumbuhan dan pengembangan rohani
manusia. Itulah salah satu sebabnya mengapa manusia wajib meyakini adanya
malaikat. Kewaajiban untuk percaya kepada malaikaat dijelaskan didalam
Al-qur’an Al-Baqarah 177 “…sesunguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikatnya,…”
Allah menyampaikan wahyu-Nya kepada
manusia melalui malaikat Jibril. Wahyu itu terhimpun dalam kitab suci, yang
kemudian kitab suci itu menjadi pedoman manusia.
3. Iman Kepada Kitab Suci
Kitab suci adalah kumpulan wahyu
tuhan kepada Rosul-Nya yang tertentu dan islam mewajibkan beriman adanya
kitab-kitab suci selain Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW,
yaitu kitab suci Zabur yang diturunksn kepada nabi Daud AS, kitab suci taurat
yang diturunkan kepada nabi Musa AS dan kitab suci injil yang diturunkan kepada
nabi Isa AS. Allah berfirman “katakanlah olehmu sekalian: kami percaya kepada
kitab yang diturunkan kepada kami (Al-Qur’an) dan yang diturunkan kepada kamu
(selain Al-Qur’an). (S. Al-Ankabut 46)
Al-Qur’an sebagai kitab penyempurna
dari kitab-kitab yang lainnya menjadi sumber utama dari ajaran Islam. Menurut
keyakinan ummat Islam yang dibenarkan oleh penelitian ilmiah, Al-Qur’an adalah
kitab suci yang memuat firman-firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh
malaikat jibril kepada Nabi Muhammad selama kurang lebih 22 tahun 2 bulan 22
hari. Para ahli berpendapar bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk atau pedoman
bagi ummat manusia dalam hidup dan kehidupannya guna mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat. Garis besar isi dari Al-Qur’an adalah (1) Syari’ah
(ibadah/muamalah), (2) Akidah, (3) Ahlak dalam semua ruang lingkupnya , (4)
Kisah-kisah ummat manusia dimasa lampau, (5) berita tentang zaman yang akan
datang, (6) prinsip-prinsip ilmu pengetahuan,
dan dasar-dasar hukum yang berlaku bagi alamsemesta termasuk manusia
didalamnya.
4.
Iman Kepada Nabi dan Rasull-Nya
Allah mengutus Rasull-Nya untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada manusia sesuai dengan perkembangan dan keadaan
lingkungan pada waktu tertentu, tetapi intisari ajaran mereka tetap sama, yaitu
mengajarkan tentang ketauhidan kepada manusia, dalam hal ini Allah berfirman :
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasullpun sebelum kamu (Muhammad) melainkan
Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku (S. Al-Anbiya’ 25)
Muhammad adalah utusan Allah yang
terakhir dan beliau telah berhasil dalam menyempurnakan ajaran-ajaran Islam
sekaligus sebagai agama rahmatan lil ‘alamiin. Disamping para rasull ada pula
sebagian manusia yang mendapat pengajaran langsung dari Tuhan tetapi tidak
diharuskan untuk menyampaikan kepada orang lain, mereka adalah para Nabi, jadi
perbedaan antara Nabi dan Rasull terletak pada tugas utamanya kalau Nabi tidak
berkewajiban menyampaikan wahyu Allah sedangkan Rasull mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan wahyu Allah.
Dalam ajaran Islam ada 25 Nabi
(rasul) yang harus dikenal oleh orang Islam:
1.Adam As 10.
Ya’qub As 19. Ilyas As
2. Idris AS 11.
Yusuf AS 20. Ilyas AS
3. Nuh AS 12.
Ayyub AS 21. Yunus AS
4. Hud AS 13.
Syu’aib AS 22. Zakariya AS
5. Sholeh AS 14.
Musa AS 23.Yahya AS
6. Ibrahim AS 15.
Harun AS 24. Isa Almasih AS
7. Luth AS 16.
Dzulkifli AS 25. Muhammad SAW
8. Ismail AS 17.
Dawud AS
9. Ishaq AS 18.
Sulaiman AS
5.
Iman Kepada Hari Akhir
Beriman hidup sesudah mati adalah
termasuk ajaran pokok Islam. Perkataan yang biasa digunakan dalam Al-Qur’an
untuk mengatakan hidup sesudah mati ialah hari kemudian (hari Akhir). Islam
memandang hari kemudian adalah sebagai berikut :
a)
kesudahan sejarah : artinya
bahwa hari kemudian merupakan kesudahan dari pada hidup. Hari kemudian
merupakan kelanjutan dari hidup didunia dan bersifat kekal abadi.
b)
Hari pemalasan : artinya hidup yang
bersifat sementara ini adalah masa bagi manusia untuk beribadah. Perbuatan
manusia itu akan dibalas oleh Tuhan sesuai dengan apa yang telah dikerjakan
semasa hidup didunia. Allah berfirman “Pada hari itu tiap orang akan diberi
balasan menurut apa yang telah diperbuatnya dan pada hari itu tidak ada ketidak
adilan. Sesungguhnya Allah itu sangat cepat dan tepat dalam perhitungan” (S.
Almukmin 17) “dan pastilah mereka pada hari qiamat (hari kemudian) akan
dimintai pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang telah dikerjakan” (S.
Alankabut 13)
Balasan yang dijanjikan Allah itu
ialah berupa surga (kebahagiaan) bagi perbuatan-perbuatan yang baik dan neraka
(siksaan) bagi perbuatan-perbuatan yang jahat.
6.
Iman Kepada Kada’ dan Kadar
Pada uumnya semua agama mengajarkan
tentang adanya takdir. Islam menyebut secara lengkap dengan istilah qada’ dan
qadar yang berarti penentuan terlebih dahulu oleh Tuhan sebelum terjadinya
segala kejadian baik yang menyangkut diri manusia, ataupun kejadian-kejadian
yang lain. Ajaran qadla dan qadar ini menurut Islam bukan berarti menyerahkan
diri yang menjurus sikap fatalisme, tetapi justru mengandung hikmah dan akan
memberkahi manusia dengan keseimbangan mental dan kestabilan psikologis. Tuhan
berfirman “Tidak ada suatu kejadian akan terjadi dibumi ini ataupun pada dirimu
kecuali sudah ada dalam catatan (penentuan terlebih dahulu) sebelum Kami
melaksankannya. Sesungguhnya hal itu adalah mudah saja bagi Allah, agar kamu
tidak terlalu bersedih atas sesuatu kegagalan yang menimpamu dan tidak terlalu
gembira karena karunia yang Kami berikan kepadamu. Allah tidak suka setiap
orang yang sombong lagi suka membanggakan diri” ( S. Al-Hadid 22-23)
Karena iman kepada qadla dan qadar
Allah bukan berarti sikap pasrah maka Islam mengajarkan kepada manusia untuk
berikhtiar (berusaha) menciptakan kondisi hidup yang sebaik-baiknya. Allah
tidak membenarkan ummat manusia menyandarkan nasibnya kepada takdir semata,
tetapi justru menghendaki suatu keharusan berusaha merubah nasibnya, Allah
berfirman “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum kecuali mereka
sendiri yang merubahnya” (S. Ar-Ra’du 11)
Kehidupan manusia hendaknya
dilandasi dengan ikhtiar, yakni berusaha dan bekerja keras sambil berdo’a dan
kemudian bertawakal. Tawakal dalam arti menyerahkan diri sepenuhnya setelah
kita berusaha dan kita kembalikan kepada Allah SWT.