Komponen Belajar Mengajar
Komponen Belajar
Mengajar
Sebagai
suatu sistem, tentu saja Kegiatan Belajar Mengajar mengandung sejumlah
komponen-komponen yang meliputi :
a.
Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin
dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang
diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak
memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan tersebut akan dibawa.
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, tujuan
adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya dan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran
adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan kata lain, dalam tujuan
terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik, baik dalam
lingkungan sosialnya maupun diluar sekolah.
Tujuan adalah suatu komponen yang dapat
mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti, bahan pelajaran, Kegiatan
Belajar Mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Dari semua
komponen tersebut, harus sesuai dan didayagunakan untuk mencapai tujuan yang
efektif dan efisien.
Tujuan pengajaran adalah deskripsi
tentang penampilan perilaku (performance) siswa yang kita harapkan
setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.
b. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang
akan disampaikan dalam Proses Belajar Mengajar. Tanpa bahan pelajaran, maka
Proses Belajar Mengajar tidak akan berjalan. Ada dua persoalan dalam penguasaan
bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok, dan bahan
pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran
yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya
(disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap/ penunjang
adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam
mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Bahan adalah salah satu sumber belajar
bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran)
ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran.
Oleh karena itu, kepada guru khususnya
atau pengembang kurikulum umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan
yang topiknya tertera dalam silabi berkaitan dengan kebutuhan anak didik pada
usia tertentu dan juga lingkungan tertentu pula. Minat anak didik, akan bangkit
bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan.
c. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan Belajar Mengajar adalah inti
kegiatan dalam pendidikan. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar akan melibatkan
semua komponen pengajaran, dan akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, guru dan anak didik
terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam
interaksi itulah, siswa yang lebih aktif dan guru hanya berperan sebagai
motivator dan fasilitator.
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, guru
sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek
biologis, intelektual, dan psikologis. Kerangka demikian, dimaksudkan agar guru
mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual.
Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut, akan merapatkan hubungan guru dengan
anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan Mastery Learning yang
merupakan salah satu strategi belajar-mengajar pendekatan individual.
d. Metode
Metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Kegiatan
Belajar Mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya yang bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang
guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya, bila tidak menguasai metode
mengajar. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan
metode yang tepat. Dengan menguasai dari berbagai macam metode dan bisa
menempatkan pada situasi dan kondisi yang sesuai dengan keadaan siswa.
e. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yakni
sebagai perlengkapan, pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat
sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat
adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dsb. Sedangkan alat bantu
pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, kapur tulis, gambar, diagram,
slide, video, dsb.
f. Sumber Belajar
Belajar-Mengajar telah diketahui
maknanya. Bukan berproses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan
yang didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik.
Nilai-nilai tersebut, tidak mungkin datang dengan sendirinya, akan tetapi
diambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam Proses Belajar Mengajar.
Sumber belajar sesungguhnya banyak
sekali terdapat dimana-mana, misalnya disekolah, halaman, pusat kota, pedesaan,
dsb. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut, tergantung pada kreativitas
guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya.
Dalam mengemukakan sumber belajar ini,
para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat digunakan sebagai sumber belajar
sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
mendapatkan gambaran apa saja yang termasuk kategori sumber belajar, berikut
dikemukakan pendapat dari :
1) Ny. Dr. Roestiyah N.K., sumber-sumber belajar itu adalah :
a)
Manusia dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat.
b)
Buku atau Perpustakaan.
c)
Media massa (majalah, surat kabar,
radio, TV, dll).
d)
Dalam lingkungan.
e)
Alat pelajaran (buku pelajaran,
peta, gambar, kaset, type recorder, papan tulis, kapur, spidol, dsb).
f)
Museum.
2) Drs. Sudirman N, dkk
mengemukakan macam-macam sumber belajar sebagai berikut :
a)
Manusia (people).
b)
Bahan (materials).
c)
Lingkungan (setting).
d)
Alat dan Perlengkapan (tool and
equipment).
e)
Aktivitas (activities) meliputi:
Pengajaran berprogram, Simulasi, Karyawisata, Sistem pengajaran modul.
Sedangkan aktivitas sebagai sumber belajar, biasanya meliputi: Tujuan khusus
yang harus dicapai oleh siswa, materi (bahan
pelajaran) yang harus dipelajari, aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan pengajaran.
g. Evaluasi
Arti dari Evaluasi adalah penaksiran,
penilaian, perkiraan keadaan, dan penentuan nilai. Jadi, evaluasi dalam
pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang
ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Berbeda dengan pendapat tersebut Ny.
Roestiyah N.K., mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data
seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang berkaitan dengan kapabilitas siswa guna
mengetahui sebab-akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan
mengembangkan kemampuan belajar.
Dari kedua pengertian evaluasi tersebut,
dapat pula diketahui tujuan penggunaan evaluasi, yang dilihat dari dua segi,
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1)
Tujuan Umum dari evaluasi
adalah :
a)
Mengumpulkan data-data yang
membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b)
Memungkinkan pendidik/ guru
menilai aktivitas/ pengalaman yang didapat.
c)
Menilai metode mengajar yang
digunakan.
2)
Tujuan Khusus dari evaluasi
adalah :
a)
Merangsang kegiatan siswa.
b)
Menemukan sebab-sebab kemajuan
atau kegagalan.
c)
Memberikan bimbingan yang sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
d)
Memperoleh bahan laporan tentang
perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
Dari tujuan-tujuan tersebut, maka
pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar. Manfaat itu ditinjau
dari pelaksanaanya dan ketika akan memprogramkan serta melaksanakan Proses
Belajar Mengajar dimasa mendatang.
Dari tujuan itu, juga dapat dipahami
bahwa pelaksanaan evaluasi diarahkan kepada evaluasi proses dan evaluasi
produk.
Evaluasi Proses, adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk menilai bagaimana
pelaksanaan Proses Belajar Mengajar yang telah dilakukan mencapai tujuan,
kendala apa saja yang ditemui, dan bagaimana kerja-sama setiap komponen
pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran. Sedangkan
Evaluasi Produk, adalah suatu evaluasi yang diarahkan kepada bagaimana
hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa, dan bagaimana penguasaan siswa
terhadap bahan/ materi pelajaran yang telah diberikan guru ketika Proses
Belajar Mengajar berlangsung.
Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat
bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
1)
Untuk memberikan umpan-balik (feed-back)
kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki Proses Belajar Mengajar, serta
mengadakan perbaikan program bagi murid.
2)
Untuk memberikan angka yang tepat
tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid, antara lain digunakan
dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua,
penentuan kenaikan kelas, serta penentuan lulus-tidaknya seorang murid.
3)
Untuk menentukan murid didalam
situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan dan
karakteristik lainnya yang dimiliki murid.
Untuk mengenal latar belakang (psikologis,
fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan belajar, agar
nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan belajar
yang timbul tersebut.