Catatan Klub Jatim: Dua Lumayan, Dua Tak Sesuai Harapan

Kompetisi Indonesian Super League (ISL) akhirnya menyelesaikan separuh kompetisi. Empat klub Jawa Timur yang bertarung di kompetisi ini mencatat hasil yang berbeda, jika dilihat dari target sekaligus pencapaian yang diperoleh dalam 17 pertandingan yang telah dilakoni.

Arema Cronous dan Persepam Madura United (P-MU) bisa disebut cukup berhasil di putaran pertama. Bagaimana pun keduanya sudah mencapai prestasi yang sesuai target di awal musim. Sedangkan Persela Lamongan dan Persegres Gresik United justru melenceng dari ekspektasi.

Arema Cronous sebagai perpaduan Pelita Jaya dan Arema FC, sudah wajar bercokol di posisi runner up. Bermodal pemain-pemain kelas satu, Singo Edan juga memilki pelatih lokal terbaik di Indonesia, Rahmad Darmawan. Posisi kedua di klasemen sejatinya sangat bisa dimaklumi.

Yang layak kecewa adalah Persela Lamongan. Berstatus tim papan atas musim lalu dengan finish di posisi empat klasemen akhir, terdampar di peringkat 12 pada paruh musim. Sempat mengalami pergantian pelatih, Persela mengalami masa-masa buruk di putaran pertama dengan hanya menang lima kali.

Persegres sebenarnya mengalami peningkatan jika mengintip musim lalu yang nyaris terdegradasu. Namun hasil di posisi 13 sebenarnya masih rugi mengingat Laskar Joko Samudro serius dalam transfer pemain, dengan mendatangkan Park Chul Hyung hingga Aldo Baretto.

Klub yang boleh berbangga dengan prestasi sementara ini adalah Persepam. Sebagai tim debutan yang tidak bermodal pemain bintang, faktanya Persepam berada di peringkat lebih baik dibanding Persela dan Persegres. Walau masih rawan turun, Persepam sudah terlihat menjanjikan untuk sekadar bertahan di ISL.

Uniknya, tiga klub ISL berada di papan klasemen secara berurutan, yakni Persepam di peringkat 11 (20 poin), Persela di peringkat 12 (19 poin), disusul Persegres dengan 19 poin. Ketiganya mencatat jumlah kemenangan sama, yakni lima kali. Di bawah ini ulasan redaksi tentang perjalanan masing-masing klub sejauh ini.

Arema Cronous

Arema Cronous sejauh ini bisa mengembalikan predikat sebagai tim bergengsi di posisi runner up paruh musim ISL 2013. Setelah sempat kehilangan gengsi musim lalu karena berjuang menghindari degradasi, untuk sementara Arema telah mengembalikan nama besar di sepakbola Indonesia. Kendati masih terpaut enam angka dengan Persipura Jayapura, Arema masih memiliki kans besar untuk merajai ISL. Bermodal pemain-pemain matang dan berkualitas, Singo Edan yang menargetkan juara relatif stabil walau sempat sempoyongan di awal musim. Kalah empat kali di putaran pertama sebenarnya terlalu banyak untuk tim besutan Rahmad Darmawan. Tantangan Arema kini adalah menahan tim besar dan mengalahkan tim kecil, sebagai patokan minimal untuk berburu gelar juara. Konsekuensi dari ambisi Arema adalah banyaknya pemain yang menganggur karena tidak mendapatkan jatah bermain, sebut saya Reza Mustofa, Yericho Kristiantoko, Qischil Gandruminny, Benny Wahyudi, Muhammad Ridhuan dan beberapa pemain lain. Rekor: Main (17)Menang (11) Seri (2), Kalah (4) Poin (35)

Persepam Madura United

Barito Putra adalah klub pendatang terbaik musim ini setelah gemilang menempati posisi enam klasemen sementara. Namun Persepam tidak perlu berkecil hati, karena target untuk bertahan di ISL belum melenceng. Berhabitat di papan tengah atau posisi 11, Persepam malah harus bangga dan bisa disebut cemerlang karena di paruh kompetisi bisa mengungguli Persela Lamongan dan Persegres yang lebih pengalaman. Sempat mengalami pergantian pelatih dari Mustaqim ke Daniel Roekito jelang ISL bergulir, Persepam relatif stabil seukuran klub yang miskin pengalaman. Paling tidak Sapeh Kerap sudah menunjukkan potensi untuk tetap bertahan di ISL musim depan, walau semuanya masih ditentukan pembenahan dan konsistensi mereka di putaran kedua. Untuk lanjutan kompetisi Daniel Roekito mungkin perlu menambah pemain asing, terutama di pertahanan dan depan. Duet defender Fachrudin dan Firly Apriansyah terlalu berat menanggung beban dan tekanan dengan usianya yang relatif muda.
Rekor: Main (17), Menang (5), Seri (5), Kalah (7), Poin (20)

Persela Lamongan

Persela Lamongan mengalami kemunduran drastis sepanjang putaran pertama. Kehilangan sejumlah pemain seperti Park Chul Hyung dan Gede Sukadana membawa efek besar pada tim. Sejak awal musim Persela sudah kelihatan kurang meyakinkan, hingga terdepaknya pelatih Gomes de Oliviera. Hanya lima kali menang dari 17 pertandingan bukan pertanda bagus bagi klub yang berambisi masuk tiga besar. Untuk mengejar posisi bergengsi pun situasinya masih sulit mengingat jarak antara Persela dengan klub-klub papan atas sudah terlampau jauh. Sebagai pembanding, Persela kini berjarak 15 poin dengan peringkat ketiga Sriwijaya FC. Poin sejumlah itu relatif besar seukuran kompetisi ISL, apalagi klub-klub papan atas seperti Persipura Jayapura, Arema Cronous, Sriwijaya FC dan Persib Bandung, menunjukkan stabilitas yang sulit digulingkan. Sedangkan tim seperti Persela juga tidak selalu menang di partai kandang. Untuk putaran kedua, Persela membutuhkan pelatih bermental kuat dan memahami karakter tim Laskar Joko Tingkir. Selain pelatih, ada pentingnya mencari tandem Gustavo Lopez di lapangan tengah. Penambahan striker mungkin juga bisa menjadi alternatif ketika Samsul Arif dan Mario Costas sedang tidak on fire.
Rekor: Main (17), Menang (5), Seri (4), Kalah (8), Poin (19)

Persegres Gresik United

Persegres sebenarnya tidak layak disebut tim gagal mengingat musim lalu mereka terus berada di papan bawah klasemen. Tapi melihat bagaimana manajemen serius mendatangkan pemain di awal musim, pencapaian yang ada sekarang bisa dibilang rugi besar. Membeli Aldo Baretto, Park Chul Hyung, Siswanto, serta Dirga Lasut, tak memberikan kontribusi maksimal untuk tim. Tak hanya bermain buruk, keharmonisan tim sempat tercabik setelah pelatih Suharno dipecat dan terjadi gesekan antar pemain. Sangat kelihatan Laskar Joko Samudro kurang solid dari aspek kebersamaan. Posisi kapten yang berganti-ganti, menunjukkan sulitnya menemukan sosok yang menjadi panutan dalam tim kuning. Juga ada kesenjangan besar ketika pemain sekelas Sasa Zecevic dan Park Chul Hyung harus bersanding dengan Lan Bastian, Habib Syukron, hingga Kacung Munif. Lini depan menjadi pekerjaan rumah Persegres di putaran kedua karena selama ini hanya tergantung pada Aldo Baretto. Ada perlunya menambah satu pemain di posisi ini, selain memperkuat lini belakang dan selalu bocor dan menyuguhkan defisit gol yang terlalu besar.
Rekor: Main (17), Menang (5), Seri (4), Kalah (8), Menang (19)
 

Popular posts from this blog

Kode Singkatan Komponen Listrik Dan Elektronik

Cara Mengatasi E31 Canon MP258

Cara Mengukur Trimpot