. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian belajar secara umum adalah
suatu aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat
dari upaya-upaya yang dilakukan, perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan
faktor kelelahan (fatique), kematangan ataupun karena konsumsi obat
tertentu.
Winkel (1996:53) dalam bukunya
psikologi pengajaran mengemukakan rumusan sebagai berikut:
Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlansung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubah-parubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubah-perubahan
itu dapat berupa hasil yang baru atau pula penyempurnaan terhadap hasil yang
diperoleh.
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan
belajar adalah merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang
untuk mendapatkan pola tingkah laku yang diperlukan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Seseorang yang belajar
tidak sama lagi keadaanya dengan waktu sebelum belajar. Perubahan
tersebut dapat berupa tingkatan, pengetahuan, sikap, maupun aspek-aspek tingkah
laku umum lainnya.
Hasil belajar merupakan umpan balik
dari kegiatan proses belajar mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka
Prayitno (1973:33) mengatakan bahwa hasil belajar adalah suatu yang diperoleh,
dikuasai atau merupakan hasil dari adanya proses belajar. Jadi hasil belajar
merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dan mengikuti program belajar dalam
rangaka menyelesaikan suatu program pendidikan. Hasil belajar yang diperoleh
siswa bukanlah hanya berdasarkan kemampuan intelektual siswa semata, melainkan
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut. Rober yang
dikutip oleh Syahril (1987:29) menyatakan ada lima macam kemampuan sebagai
hasil belajar adalah:
a.
Keterampilan intelektual
b.
Strategi kognitif berupa
kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir dalam arti yang luas termasuk
dalam memecahkan masalah
c.
Informasi fertikal berupa
pengetahuan dalam arti fakta dan sebagainya
d.
Keterampilan metodik
e.
Sikap dan nilai
Hasil belajar siswa dapat dinyatakan secara kualitatif dan dapat pula
dinyatakan secara kuatitatif. Secara kualitatif hasil belajar dapat diungkapkan
dengan pernyataan sangat baik, baik, sedang, kurang dan sebagainya. Sedangkan
secara kuantitatif hasil belajar dapat di nyatakan dengan angka-angka. Untuk
mencapai hasil belajar yang baik dan memuaskan memang sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya, di antaranya adalah dari faktor guru dan diri siswa itu
sendiri. Dalam hal ini guru berkewajiban menciptakan kegiatan belajar mengajar
yang mampu menunjang dan mendorong siswa untuk mengembangkan segala potensi
yang ada secara optimal, sehingga keberhasilan itu dapat diperoleh siswa
Hasil belajar merupakan umpan balik
dari kegiatan proses belajar mengajar, hasil belajar adalah beberapa bentuk
prinsip perpaduan pola tingkah laku dan nilai-nilai ideal dalam arti
fakta-fakta, kecakapan yang dicapai dan keterampilan.
Keberhasilan suatu kegiatan belajar
dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar. Hasil belajar
merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa
menguasai suatu materi pelajaran. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan
berbagai macam cara sesuai dengan keadaan. Bila seseorang telah melakukan
kegaiatan belajar maka dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan yang
merupakan pernyataan perbuatan belajar, perubahan ini disebut dengan hasil
belajar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada proses belajar meliputi
perubahan kognitif (pengetahuan), afektif (rasa), dan psikomotor (tingkah
laku). Hasil belajar sesuai dengan tujuan dan bidang tertentu dapat diukur atau
diketahui dengan mengadakan penelitian atau evaluasi yang meunjukan sudah sejauh
mana suatu kemampuan telah tercapai.
Seseorang dapat dikatakan berhasil
dalam belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Menurut Djamarah (2000:96) indikator dari proses belajar mengajar itu dianggap
berhasil adalah:
a.
Daya serap terhadap bahan
pelajaran yang diajarakan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual
maupun kelompok.
b.
Prilaku yang digariskan dalam
Tujuan Belajar Khusus (TPK) telah dicapai oleh anak didik baik secara
individual maupun kelompok
Dalam hal ini Djamarah juga
menjelaskan beberapa tingkat keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar
yaitu:
a.
Istimewa atau maksimal. Apabila
seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh seluruh anak didik
b.
Baik sekali (optimal). Apabila
sebagian besar (76%-94%) bahan pelajaran dikuasai anak didik.
c.
Baik (minimal). Apabila bahan
pelajaran dikuasai anak didik hanya 66%-75%
d.
Kurang. Apabila bahan pelajaran
dikuasai anak didik kurang dari 65%.
Kriteria penilaian hasil belajar:
10,0 : istimewa
7,6-9,9 : baik sekali
6,6-7,5 : baik
0-6,5 : kurang
Sementara itu Abu Ahmadi
(1991:130-139) menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah perestasi belajar yang
dicapai oleh seorang individu merupakan proses hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar individu,
tergolong faktor internal adalah:
a.
Faktor jasmani (psikologis)
baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh di lapangan yang termasuk
faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh
b.
Faktor psikologis baik yang
bersifat bawaan maupun yang diperoleh di lapangan.
c.
Faktor kematangan fisik maupun
psikis.
Yang tergolong faktor eksternal
adalah:
a.
Faktor sosial yang terdiri
dari:
-
Lingkungan keluarga
-
Lingkungan sekolah
-
Lingkungan masyarakat
-
Lingkungan kelompok
b.
Faktor budaya seperti adat
istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
c.
Faktar lingkungan fisik seperti
fasilitas rumah dan fasilitas belajar
d.
Faktor lingkungan spritual dan
keagamaan
Sebab yang ditimbulkan oleh prestasi
yang diperoleh siswa dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar dan siswa
memiliki gairah dan kebahagiaan serta motivasi yang kuat dalam kegiatan belajar
mengajar yang terdahulu diantaranya yang dikemukakan oleh Lismawati (2004)
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motifasi dengan hasil belajar
yang diperoleh siswa. Hal ini diperkuat oleh Prayitno (1984:10) bahwa siswa
yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan menampakan minat yang
besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Selanjutnya
penelitian Emilda (2002) mengatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti
antara cara belajar dengan hasil belajar siswa, hal ini diperkuat oleh Slameto
(1995:89) bahwa cara belajar adalah metode atau jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan tertentu, untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan
keterampilan belajar itu sendiri