Istilah Al-Ta'lim
Istilah al-ta'lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan
pendidikan Islam. menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal
dibanding dengan al-tarbiyah maupun al-ta'dib. Rasyid Rihda,
misalnya mengartikan al-ta'lim sebagai proses tranmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.
Argumentasinya didasarkan dengan merujuk pada ayat ini (Q.S. Al-Baqarah:
2:151).
Kalimat wayu'allimu hum al-kitab wa al-hikmah dalam ayat tersebut
menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan tilawat Al-Qur'an kepada
kaum muslimin, menurut Abdul Fattah Jalal, apa yang dilakukan Rasul bukan hanya
sekedar membuat umat Islam bisa membaca, melainkan membawa kaum muslimin kepada
nilai pendidikan tazkiyah an-nafs (pensucian diri) dari segala kotoran,
sehingga memungkinkannya ,menerima al-hikmah serta mempelajari segala yang
bermanfaat untuk diketahui. Oleh karena itu, makna al-ta'lim tidak hanya
tebatas pada pengetahuan yang lahiriyah akan tetapi mencakup pengetahuan
teoritis, mengulang secara lisan, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam kehidupan, perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk
berperilaku (Jalal.1988:29-30).
Kecendrungan Abdul Fatah Jalal sebagaimana dikemukakan di atas,
didasarkan pada argumentasi bahwa manusia pertama yang mendapat pengajaran langsung dari Allah adalah nabi Adam as. Hal
ini secara eksplisit disinyalir dalam Q.S Al-Baqarah.2:31. pada ayat tersebut
dijelaskan, bahwa penggunaan kata a'lama untuk memberikan pengajaran
kepada Adam as memiliki nilai lebih yang sama sekali tidak dimiliki para
malaikat (Nizar.2002:28).
Dalam argumentasi yang agak berbeda, istilah al-i'lmu (sepadan
dengan al-ta'lim) dalam Al-Qur'an tidak terbatas hanya berarti ilmu
saja. Lebih jauh kata tersebut dapat diartikan ilmu dan amal. Hal ini
didasarkan ayat berikut ini (Q.S. Muhammad. 47:19).
Kata fa'lam (ketahuialah) pada ayat di atas memiliki makna sekedar
mengetahui (ilmu) secara teoritis yang tidak memiliki pengaruh bagi jiwa, akan
tetapi mengetahui yang membekas dalam jiwa dan ditampilkan dalam bentuk
aktifitas (amaliyah) dalam hal ini Allah berfirman Q.S Fathir 35: 28.
Dalam konteks ini, makna kata ulama' dalam ayat di atas adalah
orang-orang yang mengetahui ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Disini, fungsi ilmu pada dasarnya menuntut adanya iman dan iman
menuntut adanya amal. Tanpa amal, maka ilmu tidak akan berfungsi sebagai alat
bagi manusia melaksanakan amanat-Nya sebagai khalifah fi al-ardh (Nizar.2002:29).
Kata
ta’lim yang berakal pada kata Al-lama terulang dalam Al-Qur'an
sebanyak lebih dari 840 kali dan digunakan oleh Tuhan untuk menjelaskan
pengetahuan-Nya yang diberikan kepada sekalian manusia (Qs.Al-Baqarah,2:60), di
gunakan untuk menerangkan bahwa Tuhan Maha mengetahui orang-orang yang mengikuti
petunjuk Tuhan (Qs.Al-Baqorah, 2: 143 ).