Gambaran Singkat Keadaan Masyarakat Indonesia
Dalam konteks pembangunan modern saat ini, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, kependudukan dan pedesaan merupakan dua topik utama yang menjadi masalah pokok yang melahirkan dan memunculkan berbagai masalah lain sebagai akibatnya. Tidak seperti penduduk di negara-negara maju, sebagian besar penduduk di negara berkembang hidup di daerah pedesaan, dengan pertumbuhan jumlah penduduk rata-rata diatas 2 persen pertahun, yang mana pertumbuhan penduduk tersebut termasuk pertumbuhan yang cepat. Dan hampir 2/3 dari jumlah keseluruhan penduduk di dunia ini tinggal di negara-negara yang di dalam peta ekonomi dunia dikenal sebagai negara miskin dengan tingkat penghasilan rendah.
Indonesia yang telah kita ketahui
bersama merupakan negara yang mempunyai letak geografis di daerah tropis yang
mempunyai tanah yang subur dan dengan musim yang mendukung pertanian merupakan
negara agraris dan ini mempunyai makna bahwa sebagian besar masyarakat
Indonesia bertempat tinggal di daerah pedesaan dan bermata pencaharian sebagai
petani. Dan karena demikian besarnya jumlah penduduk di daerah pedesaan, hal
itu merupakan masalah besar yang dialami oleh bangsa Indonesia yang dalam taraf
membangun.
Untuk memberikan kejelasan tentang
keadaan penduduk di Indonesia yang tinggal di pedesaan dan di kota, dapat
digambarkan sebagai berikut: “Pada tahun 1961, lebih sedikit dari 85 % penduduk
Indonesia tinggal di daerah pedesaan dan selebihnya tinggal di perkotaan,
sesuai dengan kategori kota yang ada pada masa itu. Dua puluh tahun kemudian,
sesuai dengan data sensus penduduk tahun 1980, sebanyak 113 juta dari 147,5
juta penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan, ini berarti bahwa kurang
lebih 80 % penduduk Indonesia merupakan penghuni desa. Pada sensus tahun 1990
persentase penduduk desa menurun menjadi kurang dari 80 %, tetapi jumlahnya
bertambah menjadi lebih dari 147,80 juta jiwa.”
Begitulah keadaan penduduk di
Indonesia yang saat ini menjadi ciri pokok masalah kependudukan Indonesia, dan
itu menggambarkan bahwa keadaan kependudukan di Indonesia masih menjadi masalah
yang berat yang harus dipecahkan.
Di samping jumlah penduduk Indonesia
dan tingkat pertumbuhannya yang tinggi, distribusi penduduk yang tidak merata
(antara daerah satu dengan daerah yang lain) juga merupakan satu hal yang
menjadi ciri pokok yang menjadi problem nasional. Sebagaimana kita tahu bersama
bahwa sekitar 60 % penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa, Madura dan Bali,
yang luas keseluruhannya hanya sekitar 7 % dari luas Indonesia. Sementara di
pulau-pulau lain Kalimantan, Sumatra, Irian, Sulawesi, dan kepulauan Maluku
yang perbandingan luasnya jauh di atas pulau Jawa, Madura dan Bali kepadatan
penduduk sangatlah rendah. Ini merupakan bukti bahwa distribusi penduduk
Indonesia sangat tidak merata. Hal ini disebabkan oleh urbanisasi yang
berkaitan dengan usaha mencari kemakmuran di kota besar.
Namun, disamping masalah jumlah
penduduk yang besar dan distribusi yang tidak merata, ada satu hal lagi yang
menjadi ciri yang juga tak kalah menonjolnya dengan yang lain, yaitu kualitas
sumberdaya manusia yang rendah, keadaan tingkat pendidikan yang rendah dan
penguasaan ketrampilan yang kurang.
Untuk memberi gambaran tentang
rendahnya tingkat pendidikan rakyat dan rendahnya kualitas sumber daya manusia
Indonesia, dapat dilihat dari laporan World Competitive Report (1996)
menunjukkan bahwa peringkat daya saing sumberdaya manusia Indonesia dari 46 negara
yang disurvei oleh WCR sangat rendah. Dilihat dari indikator SDM
tersebut Indonesia menempati peringkat ke-45, yang mencerminkan rendahnya
rendahnya SDM Indonesia.