Fungsi dan Peranan Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi dan
Peranan Kepemimpinan Pendidikan
Berbicara masalah
fungsi dan peranan kepemimpinan pendidikan dalam skripsi ini maka kita kita
perlu memperhatikan kembali definisi kepemimpinan secara umum sebagaimana telah
disinggung pada pembahasan diatas, kemudian apabila pengertian kepemimpinan
tersebut kita kaitkan dengan pendidikan sebagai tolak ukur pencapaian tujuan
maka kita akan menemukan konsep baru, yaitu suatu serangkaian aktifitas untuk
menumbuhkembangkan kerjasama yang baik antar personal dilingkungan pendidikan
yang telah ditetapkan.
Sebagaimana yang
telah diungkapkan oleh Ahmad Rohani H.M. dalam bukunya pengantar kepemimpinan
pendidikan sebagai berikut: “kepemimpinan pendidikan adalah segenap
proses kegiatan usaha mempengaruhi, menggerakkan dan mengkoordinasikan personal
dilingkungan pendidikan pada situasi tertentuagar mereka melalui kerjasama mau
bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.(Ahmad Rohani, 1991:88)
Pada dasarnya
kepemimpinan itu terbagi atas dua jenis yaitu (kepemimpinan formal) dan
kepemimpinan timbul (informal). Dalam penulisan penulisan skripsi ini penulis
lebih menekankan kepada kepemimpinan kedudukan/formal (status leadership) yang
berkaitan dengan suatu jabatan khusus, dalam hal ini adalah kepala sekolah yang
diharapkan dapat menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya dengan baik.
Adapun fungsi
kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
1. Fungsi kepemimpinan
pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain:
a)
Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta
menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat menyadari dalam bekerja sama
mencapai tujuan itu.
b)
Memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta
menjelaskan situasi dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-rencana
kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.
c)
Membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan
keterangan-keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan
pertimbangan-pertimbangan yang sehat.
d)
Menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus
dari anggota kelompok
e)
Memberi dorongan kepada setiap anggota untuk melahirkan
peranan, pikiran dan ,memilih buah pikiran yang baik dan berguna dalam
pemecahan masalah yang dihadapi oleh kelompok.
f)
Memberi kepercayaan dan menyerahkan tanggung jawab
kepada anggota dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing demi kepentingabn bersama (Hendyat Soetopo,1988:4-5).
2. Fungsi kepemimpinan
pendidikan yang berhubungan dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat,
antara lain :
a)
Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama didalam
kelompok demi tercapainya tujuan bersama
b)
Menanamkan dan memupuk perasaan pada anggota
masing-masingmelalui penghargaan terhadap usaha-usahanya
c)
Mengusahakan suatu tempat pekerjaan yang menyenangkan
baik ruangan, baik fasilitas maupun situasi
d)
Menggunakan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada
pimpinan untuk memberi sumbangan dalam kelompok menuju pencapaian tujuan bersama(Hendyat
Soetopo,1988:5-6)
Pada kenyataan sekarang ini lembaga pendidikan baik yang
formal maupun non formal semakin nampak dimasyrakat terhadap keberadaan akan
lembaga tersebut. Oleh karena itu kehadirannya perlu dipertahankan dan ditumbuh
kembangkan. Hal yang paling penting dalam masalah ini adalah peran pemimpin dan
kepemimpinan pendidikan dalam memanage organisasi kependidikan sehingga
mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Dalam menjalankan suatu organisasi, maka seorang pemimpin
harus pandai membaca situasi yang ada karena kepekaan seorang pemimpin harus
pandai membaca situasi yang ada karena kepekaan seorang pemimpin dalam setiap
situasi sangat menetukan keberhasilan dalam suatu organisasi, misalnya dalam
memberikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota-anggotanya. Sehingga
masing-masing anggota merasa memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri yang
akhirnya tercipta hubungan sosial yang baik yang dapat mewarnai dinamika kerja.
Dinamika kerja seperti inilah yang dapat melahirkan peranan baru bagi seorang
pemimpin, kalau sebelumnya berperan sebagai penanggung jawab, pembuat rencana
serta pengarah pada anggota-anggotanya, maka dengan peranan baru tersebut
seorang pemimpin berperan sebagai pelatih dan sebagai koordinator kelompok.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh bapak pendidik kita, Ki
Hajar Dewantara bahwa pemimpin yang baik haruslah menjalankan peranan sebagai
berikut:
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tutwuri handayani (NgalimPurwanto, 1995:66).
Seorang pemimpin harus menyadari adanya peranan-peranan yang
disebut diatas, guna menjalankan tugasnya sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai.