Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendekatan Belajar Aktif (Active Learning Strategy) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendekatan Belajar Aktif (Active Learning Strategy) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1.
Faktor-Faktor Pendukung
Faktor-faktor pendukung pelaksanaan pendekatan belajar
aktif (active learning strategy)
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam diantaranya dapat dilihat dari segi
guru, sumber / sarana / fasilitas, dan siswa. Sebagaimana menurut pendapat
Zuhairini (1993: 121) bahwa faktor-faktor pendukung pelaksanaan strategi
belajar aktif adalah sebagai berikut :
a. Sikap mental guru
Para guru hendaknya menyadari
tentang perlunya pembaharuan strategi belajar mengajar. Untuk itu para
konsertatif diharapkan mengikuti tentang pembaharuan tersebut. Sehingga
mempunyai kesiapan mental untuk melaksanakan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) sebagai hasil dari adanya
pembaharuan pendidikan.
b. Kemampuan guru
Para guru hendaknya mempunyai
beberapa kemampuan yang dapat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Seorang guru dituntut untuk mampu menguasai isi
pokok pelajaran pendidikan agama Islam yang akan disampaikan dalam mengajar. Guru
harus mampu mengatur siswa dengan baik, mengembangkan metode mengajar yang
diterapkan, mengadakan evaluasi dan membimbing siswanya dengan baik.
c. Penyediaan alat peraga / media
Dalam kegiatan belajar
mengajar maka alat atau media sangat diperlukan agar dapat menunjang
tercapainya tujuan pendidikan. Alat atau media ini harus diupayakan selengkap
mungkin agar segala aktivitas mengajar dapat dibantu dengan media tersebut.
Sehingga guru tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga dalam penyampaian materi
atau bahan pelajaran yang akan disampaikan.
d.
Kelengkapan kepustakaan
Kepustakaan sebagai
kelengkapan dalam menunjang keberhasilan pengajaran, hendaknya diisi dengan
berbagai buku yang relevan sebagai upaya untuk pengayaan terhadap pengetahuan
dan pengalaman siswa. Semakin siswa banyak membaca buku akan semakin pula
banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga wawasan siswa terhadap materi
pelajaran akan semakin bertambah, dan pada akhirnya tujuan pengajaran akan
mudah tercapai secara efektif dan efisien.
e.
Menyediakan koran di sekolah
Agar siswa kaya akan informasi
yang menarik, hendaknya sekolah menyediakan koran yang dapat dinikmati atau
dibaca siswa dalam menangkap informasi-informasi baru yang sedang berkembang di
masyarakat. Sehingga tugas-tugas guru yang diberikan kepada siswa yang
menyangkut beberapa problem sekarang akan mudah dipahami dan diselesaikan oleh
siswa.
2.
Faktor-Faktor Penghambat
Sedangkan faktor-faktor penghambat pelaksanaan pendekatan belajar aktif (active
learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam menurut pandangan
Zuhairini (1993) dapat disebutkan sebagaimana berikut:
1.
Kesulitan dalam
menghadapi perpedaan individu peserta didik.
Perbedaan individu murid meliputi: intelegensi,
watak, dan latar belakang kehidupannya. Dalam satu kelas, terdapat anak yang
pandai, sedang, dan anak yang bodoh. Ada pula anak yang nakal, pendiam,
pemarah, dan lain sebagainya. Dalam mengatasi hal ini guru sebaiknya tidak
terlalu terikat kepada perbedaan individu peserta didik, tetapi guru harus melihat
peserta didik dalam kesamaannya secara klasikal, walaupun kedua individu anak
pun harus mendapat perhatian.
2.
Kesulitan dalam
menentukan materi yang cocok dengan peserta didik.
Materi yang diberikan kepada peserta didik haruslah
disesuaikan dengan kondisi kejiwaan dan jenjang pendidikan mereka, misalkan
untuk materi pendidikan agama Islam yang diberikan pada peserta didik di SD
janganlah terlalu tinggi, tetapi cukup dengan yang praktis, sehingga mereka
dapat langsung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Kesulitan dalam
memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran.
Metode mengajar haruslah disesuaikan dengan materi
pelajaran dan juga dengan tingkat kejiwaan peserta didik, sehingga dalam proses
belajar mengajar hendaknya digunakan berbagai macam metode agar murid tidak
cepat bosan dalam belajar.
4.
Kesulitan dalam
memperoleh sumber dan alat-alat pembelajaran.
Alat-alat dan sumber yang digunakan dalam
pembelajaran haruslah disesuaikan dengan materi pelajaran, dan seorang guru
haruslah pintar-pintar memilih alat-alat dan sumber belajar yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan.
5.
Kesulitan dalam
mengadakan evaluasi dan pengaturan waktu.
Kadang-kadang kelebihan waktu atau kekurangan waktu
dapat menyebabkan kegagalan dalam melaksanakan rencana-rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat teratasi apabila seorang guru telah
berpengalaman dalam mengajar.
halaman selanjutnya